Arsip Tag: Simpanan

Simpanan Yang Tak Pernah Habis

hagia-sophia-2667286__340.jpg

Logika dari sebuah simpanan, apapun itu bentuknya pasti akan tiba masa habisnya. Apalagi jika simpanan itu berupa harta benda dunia. Sebab segala sesuatu yang bersifat duniawi, tak akan kekal adanya. Tak terkecuali dengan raga manusia. Seiring dengan berlalunya waktu, maka raga manusiapun akan habis dimakan usia.

Lain dengan harta benda yang kita punya, yang kita sedekahkan kepada orang yang sedang membutuhkan, lebih dari kebutuhan kita. Maka apa yang kita sedekahkan itu akan menjadi simpanan yang tak akan pernah habis (kebalikan dari logika sebelumnya).Semakin sering dan semakin banyak kita bersedekah,akan semakin membukit saja simpanan kita. Jika kita adalah orang beriman, maka simpanan itu akan kita panen di hari perhitungan kelak, dimana orang yang tidak mempunyai simpanan (tidak pernah bersedekah) sedikitpun, pasti akan mengalami berbagai kesengsaraan di sana. Memang saat ini, ketika masih hidup aman dan tenteram di dunia, orang tak akan merasa, bahkan kekikirannya nanti akan membelit dirinya di alam akhirat.

Adalah hak setiap orang untuk merasa memiliki terhadap harta benda yang menurutnya dia kuasai atau telah menjadi hak miliknya. Juga tidak ada larangan bagi seseorang untuk gembar-gembor dengan teriakan yang paling nyaring, “itu adalah hartaku”…atau “ini adalah rumahku” atau “yang di sana adalah bagianku dan yang disini adalah bagianku”, dan lain sebagainya. Tetapi ingatlah hadits Rasulullah Saw berikut : “Seorang hamba boleh mengatakan, “Ini hartaku, ini hartaku, padahal sesungguhnya ia hanya mempunyai tiga macam harta, yaitu : harta yang ia makan lalu habis, harta yang ia pakai lalu rusak, dan harta yang ia berikan lalu diterima. Selebihnya ia akan pergi dan meninggalkannya untuk manusia.”

Allah Ta’ala berfirman, “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (kepadanya), begitu (pula) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin agar kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah mengingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya.”

Sesungguhnya Allah Swt telah membagi-bagikan rezeki dan menentukan ajal kepada para hamba-Nya berdasarkan hikmat kebijaksanaan, pengetahuan dan keadilan-Nya. Allah memberikan rizki kepada orang kaya agar mau bersyukur dan menafkahkannya di jalan Allah dan Allah menahan rizki untuk orang miskin supaya mau bersabar, ridha menerima, dan tidak melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Dan Allah menjanjikan sesuatu seperti yang terungkap dalam hadits Rasulullah saw : “Orang-orang miskin akan masuk surga, lima tahun lebih dahulu dari pada orang-orang kaya.”

Taruhlah sekarang kita sedang mendapat karunia Allah berupa kesenangan, kesejahteraan hidup, limpahan nikmat besar yang tidak terhitung jumlahnya. Akan tetapi kalau belum ada kesadaran sedikitpun dari dalam diri untuk memulai bersedekah sebanyak mungkin dan sesering mungkin, lalu kapan lagi?….apakah menunggu sampai orang-orang miskin berbondong-bondong datang ke halam rumah kita? Atau kita menanti hingga Sang malaikat maut datang mencabut nyawa kita?

Tidak setiap situasi dan kondisi dapat menerimaa karya-karya kebajikan. Karena itu, begitu ada kesempatan, maka segeralah berbuat kebajikan sebelum ada aral yang menghalangi keinginan kita untuk melaksanakan kebaikan itu.

Mencermati sekelumit tulisan di atas, masihkah kita bisa tidur dengan nyenyak di atas limpahan karunia harta benda, yang katanya telah ia cari dengan susah payah. Lalu merasa sayang untuk menafkahkannya, meskipun hanya secuil saja. Mereka itulah yang simpanan hartanya akan habis dengan sia-sia. Apakah mereka tahu kiat-kiat agar simpanan mereka tak akan pernah habis ?….Jalan satu-satunya adalah dengan sedekah, yaitu menafkahkannya melalui uluran kedua tangan yang dimilikinya dengan ikhlas….wallahu ‘alam.

Demikian sekelumit perenungan bagi orang-orang yang percaya akan adanya hari pembalasan, semoga bermanfaat.